Pengikut

Rabu, 04 April 2012

letak geografis


Letak Geologis dan Geografis Indonesia
Letak Geologis
Letak geologis adalah letak suatu wilayah berdasarkan susunan batuan yang ada pada bumi. Letak geologiswilayah Indonesia adalah sebagai berikut.
a. Indonesia merupakan bagian dari dua buah rangkaian pegunungan besar di dunia, yaitu rangkaian Pengunungan Mediteran dan rangkaian Pegunungan Sirkum Pasifik.
b. Indonesia terletak pada pertemuan lempeng litosfer, yaitu lempeng Indonesia – Australia yang bertumbukan dengan lempeng Asia.
c. Indonesia terletak pada tiga daerah dangkalan, yaitu Dangkalan Sunda, Dangkalan Sahul dan Daerah Laut pertengahan Australia Asiatis.
Letak geologis inilah yang menyebabkan wilayah Indonesia banyak dijumpai gunung berapi, sehingga banyak wilayah di Indonesia yang kesuburannya cukup tinggi. Namun perlu disadari pula bahwa letak geologis yang demikian itu menyebabkan wilayah Indonesia rawan dengan bencana alam seperti gunung meletus dan gempa bumi.
http://3.bp.blogspot.com/-6-aYJDaxWOo/ThsE052ZL0I/AAAAAAAABK8/3G9ncz_rtE0/s640/Peta+Indonesia.jpg
Letak Geografis
Letak geografis adalah letak suatu wilayah sesuai dengan kondisi wilayah yang sebenarnya di permukaan bumi. Biasanya letak geografis dilihat dari permukaan bumi yang ada di sekitarnya. Secara geografis, Indonesia diapit oleh dua benua besar, yaitu Benua Asia di sebelah Barat Laut dan Benua Australia di sebelah Tenggara. Indonesia juga diapit oleh dua samudra, yaitu Samudra Hindia di sebelah Barat dan Selatan dan Samudra Pasifik di sebelah Timur Laut. Itulah letak dan posisi negara kita.
Letak negara Indonesia pada posisi silang, menjadikan Indonesia sebagai wilayah yang strategis. Dilalui oleh jalur perdagangan internasional baik melalui laut maupun udara. Keadaan ini tentu saja dapat memberikan keuntungan bagi negara kita pada  masa damai tetapi memiliki posisi yang rawan pada saat terjadi konflik.

SILABUS


FRM/FISE/46-01
12 Januari 2009
S I L A B U S

Fakultas                             :  Ilmu Sosial dan Ekonomi
Jurusan/Program Studi :  Pendidikan Geografi
Mata Kuliah                       :  Penginderaan Jauh
Kode                                   :  PGF 223
SKS                                     :  Teori : 2         Praktik : -                                           
Semester                           : IV
Mata Kuliah Prasyarat    : -
Dosen                                 :  Bambang Syaeful Hadi, M.Si
 


I.      Deskripsi Mata Kuliah
Penginderaan jauh (inderaja) merupakan ilmu, teknik dan seni untuk memperoleh informasi tentang objek, gejala, atau area dengan cara menganalisis  data yang diperoleh dengan dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung terhadap objek, daerah atau gejala yang dikaji. Data yang dimaksud adalah citra (image/imagery) inderaja yang meliputi citra foto dan non foto yang berupa data analog dan data digital. Interpretasi objek-objek pada citra dilakukan melalui langkah deteksi, identifikasi, dan analisis kenampakan objek. Interpretasi dilakukan berdasarkan unsur-unsur dan kunci interpretasi. Hasil interpretasi selanjutnya diuji ketelitiannya melalui kegiatan cek lapangan, kemudian ditampilkan dalam bentuk tabel, diagram dan peta.

II.    Standar Kompetensi
A.   Memahami konsepsi penginderaan jauh dan perkembangannya
B.  Mendiskripsikan dasar fisika penginderaan jauh.
C.  Memahami sistem penginderaan jauh
D.  Mengidentifikasi jenis-jenis citra penginderaan jauh.
E.  Memahami unsur-unsur dan teknik-teknik penginderaan jauh.
F.   Memahami cara mengukur ketelitian hasil interpretasi.
G.  Memahami konsepsi dasar penginderaan jauh sistem fotografi.
H.  Memahami konsep multi dalam penginderaan jauh.
I.     Memahami perkembangan  wahana dan citra inderaja
J.   Memahami karakteristik citra inframerah fotografi dan inframerah termal.
III.   Sumber Bahan
A.    Wajib
1.   Lillesand, Thomas M. and Ralph W. Kiefer. 1994. Remote Sensing and Image Interpretation Third Edition. New York: John Wiley &Sons.
2.   Sutanto, 1994. Penginderaan Jauh Jilid 1. Cetakan ke-2. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
3.   Sutanto, 1994. Penginderaan Jauh Jilid 2. Cetakan ke-2. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
B.   Pendukung
1.    LO, CP, 2001. Penginderaan Jauh Terapan. Terjemahan. Jakarta: UI Press
2.    Vincent, Robert K, 1997. Fundalmentals of ageological and Environmental Remote
     Sensing. Upper Saddle River, New Jersey: Pretice- Hall, Inc.
3.    Howard, A William, 1974. An Evaluation of the Useful of Remote  Sensing in Making  Environmental Quality Determination, Departement of Geography, University of Denver.

IV.  Skema Pembelajaran

Perte-muan ke

Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Kegiatan Pembelajaran
Sumber Bahan
1
a.    Mendeskripsikan kedudukan penginderaan jauh sebagai ilmu, teknik, seni dan sejarah perkembangan inderaja
a.    Definisi inderaja,citra, interpretasi citra, penginderan jauh sebagai ilmu, teknik, seni menurut Jansen dan Dahlberg, kardono, Leuder, Everett, dan sejarah perkembangan inderaja.
Ceramah, tanya jawab
A2, A2
2
a.    Memahami teori-teori fisika yang digunakan sebagai dasar inderaja, spektrum elektromagnetik yang digunakan untuk inderaja
a.    Teori gelombang, Teori Kuantum, Hukum, Plank, Hukum Stefen-Boltzman, Hukum Wien, pengertian tenaga elektromagnetik, spektrum, jendela atmosfer dan hambatan atmosfer.
Ceramah, tanya jawab, penugasan
A1, A2. B1
3
a.    Menjelaskan komponen komponen sistem penginderaan jauh dan beberapa macam sistem inderaja
a.    Komponen sistem inderaja, atmosfer, interaksi tenaga, dengan objek, sensor, perolehan data, penggunaan data, macam-macam sistem inderaja, kelebihan dan kekurangannya
Ceramah, tanya jawab, demonstrasi

4
a.    Mengidentifikasi berbagai jenis citra berdasarkan kriteria, mengklasifikasikan citra foto dan non foto
a.    Jenis-jenis citra berdasarkan sumbu kamera, spektrum yang digunakan, alat analisis, citra foto dan non foto serta perbedaan citra foto dan non foto.
Ceramah, demonstrasi, penugasan,
A1, A2, B1, B2
5
a. Mendeskripsikan unsur interpretasi citra inderaja.
a.    Unsur interpretasi primer, sekunder dan pemanfaatannya.
Ceramah, penugasan, latihan
A1, B2




    6
a.    Mendeskripsikan teknik interpretasi citra inderaja.
a.    Teknik interpretasi citra secara manual dan digital dengan peralatan interpretasi
Demonstrasi, Tanya jawab


A3
7
a.    Memahami cara-cara melakukan uji ketelitian hasil interpretasi, melakukan pengukuran omisi, komisi, ketelitian pemetaan, dan ketelitian hasil interpretasi.
a.    Uji ketelitian dengan statistik, confusion matrix calculation, menghitung omisi, komisi, ketelitian pemetaan dan ketelitian hasil interpretasi
Ceramah, demonstrasi, latihan
A2
8
a.    Memahami komponen penginderaan jauh sistem fotografi, proses perekaman, proses perolehan sistem fotografi, dan karakteristik citra fotografi
a.    Komponen penginderaan jauh sistem fotografi, proses perekaman inderaja sistem fotografi, perolehan sistem fotografi, dan karakteristik citra fotografi
Ceramah, demonstrasi, latihan
A1, A3, B1
9
a.    Pemanfaatan citra fotografi untuk berbagai studi
a.    Foto udara untuk kajian bentang budaya dan bentang alam
Ceramah, demonstrasi, latihan
A3
10
a.    Memahami karakteristik citra inframerah fotografi dan inframerah termal.
a.    Citra inframerah fotografi, inframerah termal
Ceramah, tanya jawab, penugasan
A2


V.   Komponen Penilaian

No
Komponen Penilaian
Bobot (%)
1
Partisipasi kuliah
10%
2
Tugas
15%
3
Ujian tengah semester
30%
4
Ujian akhir semester
45%

Jumlah
100 %

        Mengetahui                                                                                Yogyakarta
Kajur/Kaprodi                                                                             Dosen
                                

Suparmini, M.Si                                                              Bambang Syaeful Hadi, M.Si             
        NIP.19541110 198003 2 001                                          NIP. 19710814 199903 1 004

PENGANGGURAN DAN KEMISKINAN


PENGANGGURAN DAN KEMISKINAN


A.   PENGANGGURAN


             Pengangguran adalah seseorang yang tergolong angkatan kerja dan ingin mendapat pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya. Masalah pengangguran yang menyebabkan tingkat pendapatan nasional dan tingkat kemakmuran masyarakat tidak mencapai potensi maksimal yaitu masalah pokok makro ekonomi yang paling utama.

I. JENIS-JENIS PENGANGGURAN

 
                      Pengangguran sering diartikan sebagai angkatan kerja yang belum bekerja atau tidak bekerja secara optimal. Berdasarkan pengertian diatas, maka pengangguran dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu :

1.      Pengangguran Terselubung (Disguissed Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu.
2.      Setengah Menganggur (Under Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu.
3.      Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) adalah tenaga kerja yang sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup banyak karena memang belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal.
                 
             Macam-macam pengangguran berdasarkan penyebab terjadinya dikelompokkan menjadi beberapa  jenis, yaitu  :

a.   Pengangguran konjungtural (Cycle Unemployment) adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan gelombang (naik-turunnya) kehidupan perekonomian/siklus ekonomi.
b.   Pengangguran struktural (Struktural Unemployment) adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang. Pengangguran struktuiral bisa diakibatkan oleh beberapa kemungkinan, seperti :

*   Akibat permintaan berkurang
*   Akibat kemajuan dan pengguanaan teknologi
*   Akibat kebijakan pemerintah         

c.    Pengangguran friksional  (Frictional Unemployment) adalah pengangguran yang muncul akibat adanya ketidaksesuaian antara pemberi kerja dan pencari kerja. Pengangguran ini sering disebut pengangguran sukarela.
d.   Pengangguran musiman adalah pengangguran yang muncul akibat pergantian musim misalnya pergantian musim tanam ke musim panen.
e.    Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang terjadi akibat perubahan atau penggantian tenaga manusia menjadi tenaga mesin-mesin
f.      Pengangguran siklus adalah pengangguran yang diakibatkan oleh menurunnya kegiatan perekonomian (karena terjadi resesi). Pengangguran siklus disebabkan oleh kurangnya permintaan masyarakat (aggrerat demand).

II.       SEBAB-SEBAB TERJADINYA PENGGANGURAN

         Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pengganguran   adalah sebagai berikut:

1.    Besarnya Angkatan Kerja Tidak Seimbang dengan Kesempatan Kerja
        Ketidakseimbangan terjadi apabila jumlah angkatan kerja lebih besar daripada kesempatan kerja yang tersedia. Kondisi sebaliknya sangat jarang terjadi.

2.    Struktur Lapangan Kerja Tidak Seimbang
    
3.    Kebutuhan jumlah dan jenis tenaga terdidik dan penyediaan tenaga terdidik tidak seimbang
        Apabila kesempatan kerja jumlahnya sama atau lebih besar daripada angkatan kerja, pengangguran belum tentu tidak terjadi. Alasannya, belum tentu terjadi kesesuaian antara tingkat pendidikan yang dibutuhkan dan yang tersedia. Ketidakseimbangan tersebut mengakibatkan sebagian tenaga kerja yang ada tidak dapat mengisi kesempatan kerja yang tersedia.

4.    Meningkatnya peranan dan aspirasi  Angkatan Kerja Wanita dalam seluruh struktur Angkatan Kerja Indonesia
5.    Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Kerja antar daerah tidak seimbang
       Jumlah angkatan kerja disuatu daerah mungkin saja lebih besar dari kesempatan kerja, sedangkan di daerah lainnya dapat terjadi keadaan sebaliknya. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan perpindahan tenaga kerja dari suatu daerah ke daerah lain, bahkan dari suatu negara ke negara lainnya.


III. DAMPAK-DAMPAK PENGANGGURAN TERHADAP PEREKONOMIAN

           Untuk mengetahui dampak pengganguran terhadap per-ekonomian kita perlu mengelompokkan pengaruh pengganguran terhadap dua aspek ekonomi , yaitu:

a.   Dampak Pengangguran terhadap  Perekonomian suatu Negara
Tujuan  akhir pembangunan ekonomi suatu negara pada dasarnya adalah meningkatkan kemakmuran masyarakat dan pertumbuhan ekonomi agar stabil dan dalam keadaan naik terus.
Jika tingkat pengangguran di suatu negara relatif tinggi, hal tersebut akan menghambat pencapaian tujuan pembangunan ekonomi yang telah dicita-citakan.
Hal ini terjadi karena pengganguran berdampak negatif terhadap kegiatan perekonomian, seperti yang dijelaskan di bawah ini:
§  Pengangguran bisa menyebabkan masyarakat tidak dapat memaksimalkan tingkat kemakmuran yang dicapainya. Hal ini terjadi karena pengangguran bisa menyebabkan pendapatan nasional riil (nyata) yang dicapai masyarakat akan lebih rendah daripada pendapatan potensial (pendapatan yang seharusnya). Oleh karena itu, kemakmuran yang dicapai oleh masyarakat pun akan lebih rendah.
§  Pengangguran akan menyebabkan pendapatan nasional yang berasal dari sector pajak berkurang. Hal ini terjadi karena pengangguran yang tinggi akan menyebabkan kegiatan perekonomian me-nurun  sehingga pendapatan masyarakat pun akan menurun. Dengan demikian, pajak yang harus dibayar dari masyarakat pun akan menurun. Jika penerimaan pajak menurun, dana untuk kegiatan ekonomi pemerintah juga akan berkurang sehingga kegiatan pembangunan pun akan terus menurun.
§  Pengangguran tidak menggalakkan pertumbuhan ekonomi. Adanya pengangguran akan menye-babkan daya beli masyarakat akan berkurang sehingga permintaan terhadap barang-barang hasil produksi akan berkurang. Keadaan demikian tidak merangsang kalangan Investor (pengusaha) untuk melakukan perluasan atau pendirian industri baru. Dengan demikian tingkat investasi menurun sehingga pertumbuhan ekonomipun tidak akan terpacu.
b.   Dampak pengangguran terhadap Individu yang Meng-alaminya dan Masyarakat
Berikut ini merupakan dampak negatif pengangguran terhadap individu yang mengalaminya dan terhadap masyarakat pada umumnya:
§  Pengangguran dapat menghilangkan mata pencaharian
§  Pengangguran dapat menghilangkan ketrampilan
§  Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan social politik. 

IV.     KEBIJAKAN – KEBIJAKAN PENGANGGURAN

                             Adanya bermacam-macam pengangguran membutuh-kan cara-cara mengatasinya yang disesuaikan dengan jenis pengangguran yang terjadi, yaitu sbb : 
v  Cara Mengatasi Pengangguran Struktural
Untuk mengatasi pengangguran jenis ini, cara yang digunakan adalah :
1.      Peningkatan mobilitas modal dan tenaga kerja
2.      Segera memindahkan kelebihan tenaga kerja dari tempat dan sector yang kelebihan ke tempat dan sector ekonomi yang kekurangan
3.      Mengadakan pelatihan tenaga kerja untuk mengisi formasi kesempatan (lowongan) kerja yang kosong, dan
4.      Segera mendirikan industri padat karya di wilayah yang mengalami pengangguran.
v  Cara Mengatasi Pengangguran Friksional
Untuk mengatasi pengangguran secara umum antara lain dapat digunakan cara-cara sbb:
1.  Perluasan kesempatan kerja dengan cara mendirikan industri-industri baru, terutama yang bersifat padat karya
2.      Deregulasi dan Debirokratisasi di berbagai bidang industri untuk merangsang timbulnya investasi baru
3.      Menggalakkan pengembangan sector  Informal, seperti home indiustri
4.      Menggalakkan program transmigrasi untuk me-nyerap tenaga kerja di sector agraris dan sector formal lainnya
5.      Pembukaan proyek-proyek umum oleh peme-rintah, seperti pembangunan jembatan, jalan raya, PLTU, PLTA, dan lain-lain sehingga bisa menyerap tenaga kerja secara langsung maupun untuk merangsang investasi baru dari kalangan swasta.
v  Cara Mengatasi Pengangguran Musiman.
       Jenis pengangguran ini bisa diatasi dengan cara :
1.      Pemberian informasi yang cepat jika ada lowongan kerja di sector lain, dan
2.        Melakukan pelatihan di bidang keterampilan lain untuk memanfaatkan waktu ketika menunggu musim tertentu.
v      Cara mengatasi Pengangguran Siklus
      Untuk mengatasi pengangguran jenis ini adalah :
1.      Mengarahkan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa, dan
2.      Meningkatkan daya beli Masyarakat.







          





B.    KEMISKINAN
     
        Kesenjangan ekonomi atau ketimpangan dalam distribusi pendapatan antara kelompok masyarakat berpendapatan tinggi dan kelompok masyarakat berpendapatan rendah serta  tingkat kemiskinan atau jumlah orang yang berada di bawah garis kemiskinan (poverty line) merupakan dua masalah besar di banyak negara-negara berkembang (LDCs), tidak terkecuali di Indonesia.

I.              JENIS-JENIS KEMISKINAN DAN DEFINISINYA

Besarnya kemiskinan dapat diukur dengan atau tanpa mengacu kepada garis kemiskinan. Konsep yang mengacu kepada garis kemiskinan disebut kemiskinan relatif, sedangkan konsep yang pengukurannya tidak didasarkan pada garis kemiskinan disebut kemiskinan absolut
v  Kemiskinan relatif adalah suatu ukuran mengenai kesenjangan di dalam distribusi pendapatan, biasanya dapat didefinisikan didalam kaitannya dengan tingkat rata-rata dari distribusi yang dimaksud.
v  Kemiskinan absolut adalah derajat kemiskinan dibawah, dimana kebutuhan-kebutuhan minimum untuk bertahan hidup tidak dapat terpenuhi.

II.            FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEMISKINAN

Tidak sulit mencari faktor-faktor penyebab kemiskinan, tetapi dari faktor-faktor tersebut sangat sulit memastikan mana yang merupakan penyebab sebenarnya serta mana yang berpengaruh langsung dan tidak langsung terhadap perubahan kemiskinan
§  Tingkat dan laju pertumbuhan output
§  Tingkat upah neto
§  Distribusi pendapatan
§  Kesempatan kerja
§  Tingkat inflasi
§  Pajak dan subsidi
§  Investasi
§  Alokasi serta kualitas SDA
§  Ketersediaan fasilitas umum
§  Penggunaan teknologi
§  Tingkat dan jenis pendidikan
§  Kondisi fisik dan alam
§  Politik
§  Bencana alam
§  Peperangan


III.           KEBIJAKAN ANTIKEMISKINAN
Untuk menghilangkan atau mengurangi kemiskinan di tanah air diperlukan suatu strategi dan bentuk intervensi yang tepat, dalam arti cost effectiveness-nya tinggi.
Ada tiga pilar utama strategi pengurangan kemiskinan, yakni :
1.      pertumuhan ekonomi yang berkelanjutan dan yang prokemiskinan
2.      Pemerintahan yang baik (good governance)
3.      Pembangunan sosial

Untuk mendukung strategi tersebut diperlukan intervensi-intervensi pemerintah yang sesuai dengan sasaran atau tujuan yang bila di bagi menurut waktu yaitu :
                                                                 a.     Intervensi jangka pendek, terutama pembangunan sektor pertanian dan ekonomi pedesaan
                                                                 b.     Intervensi jangka menengah dan panjang
o   Pembangunan sektor swasta
o   Kerjasama regional
o   APBN dan administrasi
o   Desentralisasi
o   Pendidikan dan Kesehatan
o   Penyediaan air bersih dan Pembangunan perkotaan