Pengikut

Selasa, 08 Mei 2012

geografi

Konservasi Tanah :
Penempatan setiap bidang tanah pada cara penggunaan yang sesuai dengan kemampuan tanahnya, memperlakukannya sesuai dengan persyaratan yang diperlukan agar tidak terjadi kerusakan tanah
Konservasi Air :
Penggunaan air yang jatuh ke tanah seefisien mungkin dan pengaturan waktu aliran sehingga :-  tidak terjadi banjir yang merusak dan
-  terdapat cukup air pada waktu musim kemarau

Teknik konservasi  WOCAT dapat digolongkan ke dalam      4 (empat) golongan utama, yaitu :
Teknik Konservasi Agronomi
Teknik Konservasi Vegetatif
Teknik Konservasi Struktur/Mekanis dan
Teknik Konservasi Management
Teknik konservasi tanah di Indonesia diarahkan pada tiga prinsip
utama yaitu :
  • perlindungan permukaan tanah terhadap pukulan butirbutir hujan,
  • meningkatkan kapasitas infiltrasi tanah seperti pemberian bahan organik atau dengan cara meningkatkan penyimpanan air, dan
  • mengurangi laju aliran permukaan sehingga menghambat material tanah dan hara terhanyut (Agus et al., 1999).
Secara umum, tujuan konservasi tanah adalah :meningkatkan produktivitas lahan secara maksimal, memperbaiki lahan yang rusak/ kritis, dan melakukan upaya pencegahan kerusakan tanah akibat erosi.
A. Teknik Konservasi Tanah secara Vegetatif
Konservasi Tanah secara Vegetatif adalah :
penggunaan tanaman atau sisa-sisan tanaman untuk mengurangi daya rusak hujan yang jatuh serta mengurangi jumlah dan daya rusak aliran permukaan dan erosi.
Tanaman ataupun sisa-sisa tanaman berfungsi sebagai 
  • pelindung tanah terhadap daya pukulan butir air hujan maupun terhadap daya angkut air aliran permukaan (runoff), serta
  • meningkatkan peresapan air ke dalam tanah (infiltrasi)
Kanopi berfungsi :menahan laju butiran air hujan dan mengurangi tenaga kinetik butiran air dan pelepasan partikel tanah sehingga pukulan butiran air dapat dikurangi.
Teknik konservasi tanah secara vegetatif mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan dengan teknik konservasi tanah secara mekanis maupun kimia, antara lain :
  • karena penerapannya relatif mudah,
  • biaya yang dibutuhkan relatif murah,
  • mampu menyediakan tambahan hara bagi tanaman,
       menghasilkan hijauan pakan ternak, kayu, buah maupun hasil tanaman lainnya.
Metoda vegetatif mempunyai fungsi sebagai  berikut :
       Melindungi tanah terhadap daya perusak butir-butir hujan yang jatuh.
       Melindungi tanah terhadap daya perusak aliran air di atas permukaan tanah.
       Memperbaiki kapasitas infiltrasi tanah  dan penahanan air yang langsung mempengaruhi besarnya aliran permukaan.
Teknik konservasi tanah secara vegetatif terdiri dari
  • penghutanan kembali (reforestation),
  • wanatani (agroforestry) termasuk didalamnya :
        pertanaman lorong (alley cropping),
        pertanaman menurut strip (strip cropping),
        strip rumput (grass strip)
        barisan sisa tanaman,
  • tanaman penutup tanah (cover crop),
  • penerapan pola tanam termasuk di dalamnya :
        pergiliran tanaman (crop rotation),
        tumpang sari (intercropping), dan
        tumpang gilir (relay cropping)
Metoda mekanik adalah semua perlakuan fisik mekanis yang diberikan terhadap tanah dan pembuatan bangunan untuk mengurangi aliran permukaan dan erosi serta untuk meningkatkan kemampuan penggunaan tanah.
Metoda mekanik berfungsi :penyediaan air bagi tanaman
memperbaiki atau memperbesar infiltrasi air ke dalam tanah dan memperbaiki aerasi tanah
menampung dan menyalurkan aliran permukaan dengan kekuatan yang tidak merusak.
memperlambat aliran permukaan
Pada umumnya pengendalian erosi secara sipil teknis atau sering juga disebut sebagai cara mekanis. Metoda ini  memerlukan biaya dan tenaga yang lebih besar  dibandingkan dengan teknik konservasi secara vegetatif.
Termasuk dalam metoda mekanik adalah :
Pengolahan tanah (tillage)
  • untuk menyiapkan tempat tumbuh bagi bibit,
  • menciptakan daerah perakaran yang baik,
  • membenamkan sisa-sisa tanaman dan
  • memberantas gulma.
Tujuan Pengolahan tanah : Pengolahan tanah adalah setiap manipulasi mekanik terhadap tanah untuk menciptakan keadaan tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman.
Agar tidak terjadinya erosi, maka pengolahan tanah disarankan sebagai berikut :
  • Tanah diolah seperlunya tergantung pada kondisi sifat fisik tanah
  • Pengolahan tanah dilakukan, untuk  bukan sawah, pada kandungan air tanah yang tepat (pF 3 sampai 4)
  • Gunakan herbisida ramah lingkungan untuk memberantas gulma.
  • Dalamnya pengolahan selalu dirubah
Pengolahan tanah dilakukan menurut kontur
A.      Pengolahan Tanah Minimum (Minimum Tillage) Adalah teknik konservasi tanah dimana gangguan mekanis terhadap tanah diupayakan sesedikit mungkin. Dengan cara ini kerusakan struktur tanah dapat dihindari sehingga aliran permukaan  dan erosi  berkurang
 Keuntungan:
  • Menghindari kerusakan struktur tanah
  • Mengurangi aliran permukaan dan erosi
  • Memperlambat proses mineralisasi, sehingga penggunaan zat-zat hara dalam bahan-bahan organik lebih berkelanjutan.
  • Tenaga kerja yang lebih sedikit daripada pengelolaan penuh, sehingga mengurangi biaya produksi.
  • Dapat diterapkan pada lahan-lahan marginal yang jika tidak dengan cara ini mungkin tidak dapat diolah.
Kemantapan agregat / struktur tanah merupakan salah satu sifat tanah yang sangat menentukan kepekaan tanah terhadap ancaman erosi
Pemantapan tanah disini adalah   pembentukan struktur tanah dengan pori-pori tanah (ruang udara ) didalam dan diantara agregat tanah yang sekaligus mantap atau stabil dengan menggunakan bahan-bahan kimia.
Untuk itu salah satu metoda yang digunakan untuk mencegah terjadinya erosi adalah dengan metoda kimia yaitu dengan menggunakan  soil conditioner (bahan pemantap tanah)
Bahan kimia (soil conditioner) mempunyai pengaruh yang besar sekali terhadap stabilitas agregat tanah, pengaruh ini berjangka lama karena senyawa ini tahan terhadap serangan mikroba tanah. Permeabilitas tanah dipertinggi dan erosi berkurang
 Menurut Schamp (1976),yang baik harus memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
  • bahan tersebut harus mempunyai sifat yang adhesif (melekat).
  • dapat menyebar dan bercampur dengan tanah secara merata.
  • harus dapat membentuk agregat tanah yang mantap didalam air.
  • bahan pemantap tanah tersebut tidak boleh bersifat racun (phytotonic).
  • daya tahan sebagai pemantap tanah harus cukup memadai, tidak boleh terlalu singkat atau terlalu lama.
  • bahan tersebut harus murah harganya.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EROSI
1. Cura hujan;Intensitas hujan dapat mepengaruhi erosi. Semakin deras hujan, maka semakin besar erosi yang di timbulkan.
2. sifat-sifat tanah.:Sifat-sifat tanah yang mempengaruhi kepekaan tanah terhadap erosi adalah tekstur tanah, sruktur tanah,daya infiltrasi/ permeabilitas tanah, dan kandungan bahan organic.
3. lereng / Topografi:Erosi akan meningkat apabila lereng semakin curam atau semakin panjang.
4. Vegetasi:Vegetasi memunyai pengaruh terhadap erosi, seperti menghalangi air hujan agar tidak langsung jatuh ke permukaan tanah, menghambat aliran permukaan dan memperbanyakair infiltrasi,
5.Manusia:Tindakan manusia sering kali berdampak buruk terhadap lingkungan yaitu menyebabkan erosi di percepat.
Jenis2 erosi : 1. Erosi Percikan (splash erosion)
Curah hujan yang jatuh langsung ke tanah dapat melempar butir-butir tanah sampai setinggi 1 meter ke udara. 
2. Erosi Lembar (sheet erosion):Pemindahan tanah terjadi lembar demi lembar (lapis demi lapis) mulai dari lapisan yang paling atas
3. Erosi Alur (riil  erosion) Dimulai dengan genangan-genangan kecil setempat di suatu lereng, bila air dalam gengan tersebut mengalir terbentuklah alur-alur bekas aliran air tersebut.
4. Erosi Parit (gully erosion) Erosi ini merupakan lanjutan dari erosi alur.
5. Erosi Tebing Sungai  (channel erosion) Parit-parit besar yang besar atau sungai sering masih terus mengalir lama setelah hujan berhenti. 
6. Longsor Tanah longsor terjadi karena gaya gravitasi. 
Faktor-faktor yang mempengaruhi erosi adalah :1. Curah Hujan 2. Tanah3.  Vegetasi 4.  Topografi  5.  Manusia






Tidak ada komentar:

Posting Komentar